Kamis, 12 Januari 2017

cerpen kesempatan kedua




KESEMPATAN KEDUA
karya : wulan swarna 

Pagi ini sangat cerah secerah hatiku, aku bahagia sekali hari ini. Karena kemarin tepatnya kemarin malam aku resmi menjadi pasangan kekasih dengan Reno. Malam itu dia mengajakku makan malam di apartementnya, dia menyiapkan makan malam  di outdor apartement dengan pemandangan kota jakarta dimalam hari sungguh sangat indah. Dan pada malam itulah dia mengungkapkan perasaannya kepadaku aku pun menyatakan hal yang sama dengannya kalau aku juga memiliki perasaan yang sama, aku sangat bahagia malam itu karena ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Kami memang sudah dekat sejak 6 bulan terakhir ini, reno adalah rekan kantorku yang tak lain adalah bosku sendiri. Kami menjalani hubungan ini dengan baik seperti pasangan pada umumnya walaupun kami berbeda keyakinan itu tidak masalah bagi kami.
Tahun terus berganti tak terasa hubungan kami telah berjalan selama 4 tahun, bisa dibilang cukup lama. Pada suatu malam lagi-lagi reno mengajakku makan malam, ternyata dia memberikanku sebuah kejutan, aku pikir hanya kejutan anniversarry seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku terkejut ternyata kejutan ini bukan kejutan biasa tetapi dia melamarku dengan membawa cincin berlian ditangannya, aku menerimanya Reno pun memasangkan cincin tersebut dijari manisku, dan rencananya Reno akan kerumah orang tuaku besok pagi untuk melamar secara resmi.
Hari ini reno datang bersama kedua orangtuanya kerumahku. Saat reno mengukapkan pernyataannya untuk melamarku kepada ayah, ayah pun mengambil sebuah al-qur’an dan menyuruh reno untuk membacanya. Aku pun terkejut begitupun dengan reno dan kedua orangtuanya. Reno pun mengatakan bahwa dirinya beragama kristen bukan islam. Ayah langsung menoleh kearahku dengan tatapan kecewa. Akhirnya setelah berdiskusi panjang lamaran antara aku dan reno dibatalkan. Jujur saja aku memang tidak pernah bercerita kepada kedua orang tuaku bahwa Reno berbeda keyakinan denganku mereka hanya tahu bahwa aku sudah memiliki kekasih, yah aku tahu ini memang salahku. Sejak kejadian itu ayah sangat marah dan kecewa. Ayah menyuruhku untuk keluar dari kantor dengan berat hati aku pun keluar dari kantor yang penuh kenangan serta canda tawa  bersama Reno. Hari-hariku yang biasanya selalu ceria kini berubah menjadi sendu dan kelabu, setiap malam aku hanya menangis dan meratapi nasib malangku ini.
Malam ini aku sedang duduk diatas balkon kamarku sambil melihat bintang bintang biasanya aku suka melakukan ini bersama Reno ketika kami lembur untuk melepas penat,  tiba tiba lamunanku hilang saat mendengar ketukan dari  pintu kamarku yang ternyata ayah yang mengetok pintu kamarku, ayah datang dan ikut duduk di balkon kamarku. Sepi tidak ada yang memulai obrolan baik ayah maupun aku. Pada akhirnya ayah berkata kepadaku
“ ayah sayang padamu nak ”
lalu aku menjawab dengan perasaan kecewa
“ bohong ayah tidak sayang sama nana, buktinya ayah tidak merestui nana sama reno dan ayah juga menyuruh nana keluar dari kantor”
Lalu ayah mengulang perkataanya tadi sambil tersenyum kearahku, aku sudah tidak bisa menahan air mata yang sudah kubendung sejak tadi dan akhirnya air mata itu membasahi pipiku lalu aku betanya kepada ayah
“kenapa yah kenapa? Kenapa ayah lakuin semua ini? Ucapku sambil terisak
Ayah menjawab pertanyaanku sambil memelukku dengan berkata seperti ini
“ nana anakku, kamu tahu mengapa ayah seperti ini, karena ayah tidak ingin kamu menjadi bahan bakar di api neraka jahannam nanti nak, ayah ingin kita sekeluarga kelak berkumpul di jannah-Nya. Ayah sekarang ingin bertanya berapa kali nana sudah meninggalkan shalat fardhu? “
Aku pun terdiam dan tangisanku semakin menjadi-jadi. Aku baru menyadari bahwa aku  sudah sangat jauh dari-Nya, aku langsung memeluk ayah dan meminta maaf kepada ayah. Setelah ayah keluar dari kamar aku langsung menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu ketika aku membasuh mukaku aku menangis mengingat sudah berapa lama aku sudah tidak mengambil air wudhu padahal usiaku sudah dewasa tapi aku jarang bersujud kepada-Nya. Aku pun melaksanakan shalat isya dan aku segara melaksanakan shalat taubat seperti yang dianjurkan oleh ayah tadi. Di dalam sujudku yang sudah lama kutinggalkan ini, aku menangis sangat lama aku meminta ampun kepada-Nya karena aku sudah sangat melupakannya hanya karena keasyikan dunia ini semata. Padahal semua ini adalah ciptaan-Nya tetapi aku tidak bersujud kepada-Nya, manusia macam apa aku ini. Setelah solat aku merasa sangat lega dan itu merupakan sujud terindah yang pernah kulakukan.
Aku baru menyadari bahwa Allah masih memberikanku kesempatan kedua untuk menjadi manusia yang lebih beriman dan bertakwa kepada-Nya. Aku bersyukur dengan kejadiaan ini aku bisa mengambil banyak hikmah dan ini akan menjadi pelajaran untukku kedepannya. Sekarang aku sudah memutuskan untuk menutup auratku dengan jilbab dan baju-baju yang tertutup. Aku yakin suatu hari nanti jodohku yang sesungguhnya akan datang kepadaku dengan restu dan ridho-Nya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar