KESEMPATAN KEDUA
karya : wulan swarna
Pagi ini sangat cerah secerah hatiku, aku bahagia sekali hari ini. Karena
kemarin tepatnya kemarin malam aku resmi menjadi pasangan kekasih dengan Reno.
Malam itu dia mengajakku makan malam di apartementnya, dia menyiapkan makan
malam di outdor apartement dengan
pemandangan kota jakarta dimalam hari sungguh sangat indah. Dan pada malam
itulah dia mengungkapkan perasaannya kepadaku aku pun menyatakan hal yang sama
dengannya kalau aku juga memiliki perasaan yang sama, aku sangat bahagia malam
itu karena ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Kami memang sudah
dekat sejak 6 bulan terakhir ini, reno adalah rekan kantorku yang tak lain
adalah bosku sendiri. Kami menjalani hubungan ini dengan baik seperti pasangan
pada umumnya walaupun kami berbeda keyakinan itu tidak masalah bagi kami.
Tahun terus berganti tak terasa hubungan kami telah berjalan selama 4
tahun, bisa dibilang cukup lama. Pada suatu malam lagi-lagi reno mengajakku
makan malam, ternyata dia memberikanku sebuah kejutan, aku pikir hanya kejutan
anniversarry seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku terkejut ternyata kejutan ini
bukan kejutan biasa tetapi dia melamarku dengan membawa cincin berlian
ditangannya, aku menerimanya Reno pun memasangkan cincin tersebut dijari
manisku, dan rencananya Reno akan kerumah orang tuaku besok pagi untuk melamar
secara resmi.
Hari ini reno datang bersama kedua orangtuanya kerumahku. Saat reno
mengukapkan pernyataannya untuk melamarku kepada ayah, ayah pun mengambil
sebuah al-qur’an dan menyuruh reno untuk membacanya. Aku pun terkejut begitupun
dengan reno dan kedua orangtuanya. Reno pun mengatakan bahwa dirinya beragama
kristen bukan islam. Ayah langsung menoleh kearahku dengan tatapan kecewa.
Akhirnya setelah berdiskusi panjang lamaran antara aku dan reno dibatalkan.
Jujur saja aku memang tidak pernah bercerita kepada kedua orang tuaku bahwa Reno
berbeda keyakinan denganku mereka hanya tahu bahwa aku sudah memiliki kekasih,
yah aku tahu ini memang salahku. Sejak kejadian itu ayah sangat marah dan kecewa.
Ayah menyuruhku untuk keluar dari kantor dengan berat hati aku pun keluar dari
kantor yang penuh kenangan serta canda tawa
bersama Reno. Hari-hariku yang biasanya selalu ceria kini berubah
menjadi sendu dan kelabu, setiap malam aku hanya menangis dan meratapi nasib
malangku ini.
Malam ini aku sedang duduk diatas balkon kamarku sambil melihat bintang
bintang biasanya aku suka melakukan ini bersama Reno ketika kami lembur untuk
melepas penat, tiba tiba lamunanku
hilang saat mendengar ketukan dari pintu
kamarku yang ternyata ayah yang mengetok pintu kamarku, ayah datang dan ikut
duduk di balkon kamarku. Sepi tidak ada yang memulai obrolan baik ayah maupun
aku. Pada akhirnya ayah berkata kepadaku
“ ayah sayang
padamu nak ”
lalu aku
menjawab dengan perasaan kecewa
“ bohong ayah
tidak sayang sama nana, buktinya ayah tidak merestui nana sama reno dan ayah
juga menyuruh nana keluar dari kantor”
Lalu ayah
mengulang perkataanya tadi sambil tersenyum kearahku, aku sudah tidak bisa
menahan air mata yang sudah kubendung sejak tadi dan akhirnya air mata itu
membasahi pipiku lalu aku betanya kepada ayah
“kenapa yah
kenapa? Kenapa ayah lakuin semua ini? Ucapku sambil terisak
Ayah menjawab
pertanyaanku sambil memelukku dengan berkata seperti ini
“ nana anakku,
kamu tahu mengapa ayah seperti ini, karena ayah tidak ingin kamu menjadi bahan
bakar di api neraka jahannam nanti nak, ayah ingin kita sekeluarga kelak
berkumpul di jannah-Nya. Ayah sekarang ingin bertanya berapa kali nana sudah
meninggalkan shalat fardhu? “
Aku pun
terdiam dan tangisanku semakin menjadi-jadi. Aku baru menyadari bahwa aku sudah sangat jauh dari-Nya, aku langsung
memeluk ayah dan meminta maaf kepada ayah. Setelah ayah keluar dari kamar aku
langsung menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu ketika aku membasuh
mukaku aku menangis mengingat sudah berapa lama aku sudah tidak mengambil air
wudhu padahal usiaku sudah dewasa tapi aku jarang bersujud kepada-Nya. Aku pun
melaksanakan shalat isya dan aku segara melaksanakan shalat taubat seperti yang
dianjurkan oleh ayah tadi. Di dalam sujudku yang sudah lama kutinggalkan ini,
aku menangis sangat lama aku meminta ampun kepada-Nya karena aku sudah sangat
melupakannya hanya karena keasyikan dunia ini semata. Padahal semua ini adalah
ciptaan-Nya tetapi aku tidak bersujud kepada-Nya, manusia macam apa aku ini.
Setelah solat aku merasa sangat lega dan itu merupakan sujud terindah yang
pernah kulakukan.
Aku baru menyadari bahwa Allah masih memberikanku kesempatan kedua untuk
menjadi manusia yang lebih beriman dan bertakwa kepada-Nya. Aku bersyukur
dengan kejadiaan ini aku bisa mengambil banyak hikmah dan ini akan menjadi
pelajaran untukku kedepannya. Sekarang aku sudah memutuskan untuk menutup
auratku dengan jilbab dan baju-baju yang tertutup. Aku yakin suatu hari nanti
jodohku yang sesungguhnya akan datang kepadaku dengan restu dan ridho-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar